A.
Pengertian dan Definisi Perencanaan
Perencanaan terjadi
pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan proses awal dimana manajemen
memutuskan tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan adalah hal yang
sangat esensial karena dalam kenyataanya perencanaan memegang peranan lebih
bila dibandng dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, yaitu
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen
tersebeut sebenatnya hanya merupakan pelaksanaan dari hasil sebuah
perencanaan
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi perencanaan:
# INDRA BASTIAN
Perencanaan adalah
suatu proses yang tidak pernah berakhir. Apabila sebuah rencana telah
ditetapkan, maka dokumen menyangkut perencanaan terkait harus diimplementasikan
Perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan tentang "apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
# DEACON
Perencanaan adalah
upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok, yang dipandang paling
penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
# DRUCKER
Perencanaan adalah
suatu proses yang diorganisasi dan dilaksanakan secara sistematis dengan
emnggunakan pengetahuan yang ada sesuai keputusan yang telah ditetapkan bersama
# GOETZ
Perencanaan adalah
kemampuan memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan
yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan.
# ANONIM
Perencanaan adalah
suatu rangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis untuk mencapai yujuan
yang telah ditetapkan . diputuskan bersama
# GEORGE PICKETT
& JOHN J. HANLON
Perencanaan adalah
proses menentukan bagaimana mencapai suatu tujuan begitu tujuan itu ditetapkan
# STONER
Perencanaan
adalahproses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran
tadi
Perencanaan adalah
proses menetapkan sasaran atau tujuan dan tindakan yang perlu untuk mencapai
tujuan (goal) tersebut
# CUNINGHAM
Perencanaan adalah
menyelesi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk
masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan emformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian
# HUSEIN UMAR
Perencanaan merupakan
kegiatan atau proses membuat rencana yang kelak dipakai perusahaan dalam rangka
melaksanakan pencapaian tujuannya
B.
Empat Tahap Dasar
Perencanaan
Semua
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan
. Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau
kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas,
organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat
ini
. Pemahaman
akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber
daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam
organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan
. Segala
kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau
pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman
yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses
perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana
atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
. Tahap
terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagaialternatif
kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut
danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai
alternatif yang ada.
Perencanaan operasional:
kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan
strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup perencanaan ini lebih
sempit dibandingkan dengan perencanaan strategi.
Perencanaan operasional yang khas :
Perencanaan operasional yang khas :
1. Perencanaan produksi
(Production Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi
yang dibutuhkan dalam pekerjaan
2. Perencanaan keuangan
(Financial Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan
untuk aktivitas operasional
3. Perencanaan Fasilitas (
Facilites Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan fasilitas & layaout
pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendukung tugas.
4. Perencanaan pemasaran
(Marketing Plans) : Berhubungan dengan keperluan penjualan dan distribusi
barang /jasa.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
C.
Penetapan Tujuan
Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum
organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi
tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik)
dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi
sebagai :
1.
Suatu
pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan
2.
Pernyataan
tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
2 unsur penting tujuan adalah :
1.
Hasil-Hasil
akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2.
Usaha-uasaha
/ kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan
dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum
(tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan
terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai
dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
Fungsi Tujuan Organisasi
1. Pedoman Bagi Kegiatan, melalui
penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan
arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus
dilakukan
2. Sumber Legitimasi, akan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan
di sekitarnya
3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan
dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi
penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
4. Standar Motivasi, berfungsi
sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya,
tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional Pengorganisasian,
tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
Management by Objective (MBO)
Management by Objective ( MBO ) digagas
pertama kali oleh Peter F.Drucker yang merupakan profesor, praktisi konsultan
manajemen dari Claremont Graduate University atau sekarang dikenal dengan nama
Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School of Management.
MBO digagas pada tahun 1954, dengan tujuan
agar para perusahaan dapat berjalan baik harus menetapkan sasaran yang jelas
dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara efektif.
MBO mendorong setiap tingkatan manajemen
berkomitmen untuk partisipasi dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan
pimpinan, agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
bagian / bawahan.
Perencanaan yang akan dilakukan setiap
divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
Standard pengukuran keberhasilan
pencapaian tujuan.
Prosedur untuk mengevaluasi
keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam MBO,
dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di perusahaan.
Pimpinan dan karyawan di dalam perusahaan
harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik, dimana
dicapai melalui proses perencanaan dan implementasi, serta melalui pengawasan
bersama dan terintegrasi.
Untuk pelaksanaan MBO, maka di butuhkan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
Tahap Persiapan, dimana menyiapkan
dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan.
Tahap Penyusunan, dimana menjabarkan
tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi, agar seluruhnya
terintegrasi mencapai visi dan misi yang dicanangkan oleh perusahaan. Merumuskan
keadaan sekarang untuk membantu identifikasi dan antisipasi masalah atau
hambatan serta kemudahan-kemudahan.
Tahap Pelaksanaan, dimana pelaksanaan
seluruh kegiatan dan fungsi manajemen secara menyeluruh seperti
pengorganisasian, pengarahan, pemberian semangat dan motivasi, koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi.
Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi
dan Penyesuaian, dimana bertujuan tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang
dalam rencana stratejik ( Renstra ) melalui kegiatan keseluruhan dalam
perusahaan.
Penilaian Kinerja diukur dengan : Efesiensi,
Efektivitas, Kemanfaatan program dan keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi
dilaksanakan terahadap HASIL (OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT.
Dalam penyusunan rencana, maka
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
Apa yang akan di kerjakan ? ( What ),
tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar tercapainya sasaran.
Dimana kegiatan akan dilakukan ? (
Where ), perlu dipertimbangkan tempat pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung
kegiatan perencanaan tersebut.
Kapan waktu yang tepat untuk
melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk mengatur, memilih dan
memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana dan eksekusi rencana
tersebut.
Bagaimana, rencana tersebut
dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan rencana ini akan di
eksekusi.
Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who ),
menentukan siapa sasaran dan siapa orang yang berkompeten untuk melaksanakan
rencana tersebut.
Mengapa ini dilakukan ? ( Why ),
merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan What, Where, When, How dan Who.
Berusaha melihat, apakah rencana-rencana tersbut apakah memiliki kelemahan.
D.
Pembuatan Keputusan
Tipe-Tipe Keputusan
Pengambilan
keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
Keputusan terprogram/keputusan
terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
Keputusan setengah terprogram /
setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/
Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana
promosi.
Keputusan tidak terprogram/ tidak
terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk
terstruktur yg jarang terjadi.
Proses pembuatan keputusan
1. Pemahaman dan perumusan masalah
Manajaer harus menemukan
masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang harus
dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2.
Pengumpulan dan analisa data yang
relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya
untuk membuat keputusan yang tepat.
3.
Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecendrungan membuat keputusan
yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4.
Pengevaluasian
terhadap alternatif yang dipergunakan
Menilai efektivitas dari
alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber
daya organisasi dengan alternatif yang realistik serta menilai seberapa baik
alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5.
Pemilihan alternatif terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan
ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6.
Implementasi keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan meng alokasikan sumber
daya yang diperlukan, serta menugaskan wewenag dan tanggung jawab pelaksana
tugas, dengan mempewrhatikan resiko dan ketidakpastian terhadap keputusan yang
diambil.
7.
evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi yang telah
diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan
memberikan hasil yang diharapkan.
E.KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN
KEPUTUSAN
Para manejer akan sulit untuk membuat
keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti
pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan
akan gagasan.
1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat
secara kelompok, seperti panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan
pengetahuan lain. Berbagai kebaikan dan kelemahan pembuatan keputusan secara
kelompok
Kebaikan
|
Kelemahan
|
1.
Dalam
pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahhuan yang lebih
besar.
2.
Dalam
pengembangan alterna-tif, usaha individual para anggota kelompok dapat
memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional
organisasi.
3.
Dalam
penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
4.
Dalam
pemilihan alternatif kelompok lebih dapat meneri-ma risiko disbanding pembuat
keputusan individual.
5.
Karena
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara
individudal lebih termotivasi untuk melaksanakan keputus-an.
6.
Kreativitas
yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai
pandangan yang berbeda- beda.
7.
Implementasi
suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan
oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung
jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun
merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
8.
Berdasarkan
pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi,
keputusan kelompok sangant memakan biaya.
9.
Pembuatan
keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan
cepat.
10.
Keputusan
kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan
sepenuhnya keputusan kelompok.
11.
Bila
atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan,
keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
1. Implementasi suatu keputusan apakah
dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara
individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan
kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa
bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
2.
Berdasarkan
pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi,
keputusan kelompok sangant memakan biaya.
3.
Pembuatan
keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan
cepat.
4.
Keputusan
kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan
sepenuhnya keputusan kelompok.
5. Bila atasan terlilbat, atau salah
satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat
kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
Daftar Pustaka
Link
: carapedia.com/pengertian_definisi_perencanaan_info2066